Friday, March 14, 2008

Cahaya Diatas Cahaya

Orang-orang yang berhati cahaya akan memancarkan cahayanya dengan penuh kelembutan. Cahaya yang dinanti-nantikan oleh orang lain dan membuat orang lain betah berada di dekatnya. Cahaya ini berasal dari hati yang penuh kelembutan, hati yang penuh kedamaian namun penuh dengan semangat dan cita-cita.
Dalam memancarkan cahaya, orang tersebut bagaikan sepotong obor. Obor mendapatkan cahayanya dari bahan bakar. Cahaya obor hanya diperlukan pada saat di kegelapan malam. Bukan pada saat siang benderang. Karena pada siang hari ada cahaya matahari. Cahaya obor akan dikalahkan oleh cahaya matahari. Namun cahaya matahari dikalahkan oleh cahaya Ilahi. Cahaya Ilahi menerangi seluruh alam semesta dengan kasih sayangnya yang tak pernah putus. Seandainya Sang Maha Pencipta menutup satu saja cahaya matahari-Nya, maka akan terjadinya ketidakseimbangan di alam. Alam akan menjadi hancur karenaketidakseimbangan ini. Jadi Cahaya Ilahi merupakan cahaya di atas cahaya. Tak ada yang mampu mengalahkan benderangnya Cahaya Allah SWT.
Hanya Allah SWT sajalah yang memiliki cahaya di atas cahaya. Hanya Sang Khaliq lah yang mampu memadamkan dan menerangi semua cahaya di muka bumi ini. Artinya cahaya yang kita miliki hanyalah setitik cahaya yang menerangi alam. Cahaya ini tidak boleh melawan benderangnya Cahaya Sang Pencipta. Sebagai guru kita mesti memiliki kearifan ini. Bahwa cahaya yang kita miliki hanyalah setitik saja. Bahwa ilmu yang kita miliki hanyalahj setitik saja dari Ilmu Allah. Dengan meyakini hal ini, maka tidak ada rasa sombong atau tinggi hati pada diri kita. Apapun yang kita miliki baik ilmu, maupun benda termasuk juga diri kita sendiri merupakan milik Sang Pencipta yang akan diminta pertanggungjawaban nanti di akhirat. Apakah segala sesuatu yang diberikan kepada kita oleh Sang Pencipta telah kita syukuri. Kita telah diberi oleh Sang Pencipta indera yang lengkap, telah diberikan otak yang luarbiasa dan telah diberikan umur dan usia. Sampai saat ini kita masih bisa bernafas dan berfikir dengan normal. Sampai saat ini kita masih bisa membaca halaman ini dan mudah-mudahan bisa menyelesaikan bacaan dan menambah informasi baru di benak kita.
Berkeyakinan bahwa kita hanyalah makhluk Allah yang lemah dan kita butuh akan pertolongan Allah adalah mutlak bagi kita. Dengan demikian hati kita akan penuh syukur kepada Sang Maha Hidup dan juga tidak akan berani berlaku sombong di muka bumi ini. Makhluk yang pertama kali sombong di dunia ini adalah Iblis. Dia merasa lebih baik dari manusia dalam hal penciptaan. Walaupun telah terbukti bahwa Iblis tersebut tidak mampu mengalahkan manusia dalam hal kecerdasan. Semoga kita dijauhkan dari sifat sombong ini.
Ciri-ciri orang yang rendah hati adalah :
1. Fikiran Terbuka (Open Minded)
Sebagai guru yang bercahaya kita mesti memiliki pikiran yang terbuka. Fikiran terbuka maksudnya terbuka terhadap masukan dari orang lain baik pengajaran maupun kritikan dari lain. Fikiran yang terbuka membuat kita mudah menerima pembaharuan-pembaharuan yang membangun diri kita. Walaupun seandainya ada kritikan yang tidak membangun (hanya sekedar mengkritik dan mencari-cari kesalahan diri kita), kita harus tetap memiliki fikiran terbuka. Bahwa jangan-jangan kritikan tersebut benar. Jikapun tidak benar kita akan menganggap kritikan tadi membuat syaraf kita menjadi lebih kuat. Ibarat sebatang pohon kayu, kritikan dan hinaan yang tidak membangun tadi adalah laksana kotoran sapi yang dilemparkan ke pohon tadi, yang akan membuat pohon tadi menjadi lebih subur.
Fikiran terbuka bukan berarti bahwa kita tidak memiliki filter pembanding di dalam diri kita sendiri. Kita harus memiliki saringan sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh ider-ide orang lain. Fikiran terbuka berarti juga mau mengakui ada pendapat yang berbeda dengan pikiran kita. Sehingga ketika terjadi perbedaan kita akan melihat bahwa diri kita berbeda cara berfikir kita dengan orang lain, dan kita memahami sebab-sebab perbedaan cara berpikir kita dengan orang lain.
Fikiran terbuka membuat kita tidak mudah menghakimi pemikiran orang lain. Namun bukan berarti juga kita tidak boleh menginformasikan ide-ide yang kita miliki kepada orang lain. Dan juga tidak berarti bahwa kita tidak boleh membvantah pendapat orang lain yang menurut kita dan menurut kaidah-kaidah prinsip kebenaran dan keadilan telah menyimpang. Hanya saja ketika orang lain tersebut tidak mau menerima ide dari kita dan membantah ide tersebut, tidak membuat kita bersedih hati, karena kita memahami bahwa cara berpikir dia memang seperti tadi.
2. Mau belajar dan mau diajar.
Mau belajar dan mau diajar merupakan sebuah sikap rendah hati yang perlu kita miliki. Muhammad SAW, telah bersabda bahwa menuntut ilmu itu mulai dari ayunan sampai saat kita meninggal dunia. Artinya menuntut ilmu merupakan pekerjaan yang harus kita kerjakan seumur hidup. Kita harus siap menjadi manusia pembelajar. Yakni orang-orang selalu siap untuk belajar dimanapun kita berada dan dari siapapun ilmu tersebut bisa kita dapatkan. Kita tidak mengenal batas usia untuk menuntut ilmu dan juga tidak mengenal batas usia kepada siapa kita menuntut ilmu. Baik tua maupun muda semuanya bisa menjadi guru kita. Bukankah kita belajar kesabaran dan menjadi orang tua yang bijaksana dari anak-anak kita? Kadangkala kita pun harus siap belajar dari orang yang kita ajarkan. Misalnya murid kita sendiri. Kita bisa menerima kebenaran dan pengajaran dari siapapun, itulah prinsip yang mengakui bahwa di atas langit masih ada langit.

No comments: